I'm on Sinar Harapan Daily News

Monday, April 24, 2006

Kolom Iptek


Komik ”Archi dan Meidy”
Upaya Memperkenalkan Iptek pada Anak-anak


Oleh ROKHMAH SUGIARTI

Gencarnya pertumbuhan komik dunia, berimbas pada perkembangan komik di Indonesia. Terhitung lebih dari 90 persen komik yang beredar di Indonesia merupakan komik buatan luar negeri. Akibatnya, perbedaan kebudayaan acapkali membuat komik memberikan pengaruh buruk terhadap pembacanya. Apalagi pembaca komik di Indonesia sebagian besar adalah anak-anak. Padahal banyak komik luar negeri, khususnya yang memuat kekerasan dan pornografi, memang bukan ditujukan untuk anak-anak.
Perkembangan komik Indonesia dari segi kualiatas memang menyedihkan. Namun tidak dalam segi kuantitas. Pembaca komik semakin hari malah semakin bertambah. Jarak umur untuk pembaca komik juga semakin luas. Karena sifatnya yang menghibur, komik dinilai sebagai sarana yang cocok untuk menyampaikan suatu pesan. Terutama anak-anak yang akan lebih mudah untuk membaca komik dibandingkan membaca buku pelajaran.
Beranjak dari fenomena inilah, seorang doktor di bidang ilmu fisika, Yohanes Surya, berniat membuat sebuah komik ilmu pengetahuan. Menurut laki-laki yang saat ini menjabat Presiden TOFI (Tim Olimpiade Fisika Indonesia) itu, komik sebenarnya merupakan sarana yang paling baik untuk mendidik anak-anak. Hanya saja, komik yang beredar di Indonesia, masih banyak yang kurang mendidik. Akibatnya, tanggapan orang tua dan masyarakat terhadap komik di Indonesia sangat negatif dan potensi edukasi komik pun diabaikan.
Berangkat dari pengetahuan dan pengalamannya bahwa fisika itu mengasyikkan karena berbagai hal yang terjadi di sekeliling manusia dapat dijelaskan secara pengetahuan, Yohanes menganggap komik merupakan media pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang potensial. Komik menjadikan IPA bisa dikemas secara populer.
Ide untuk memunculkan komik ilmu pengetahuan ini akhirnya terealisasi setelah Yohanes Surya bertemu penerbit Megindo yang menelurkan majalah Gamestation, Animonster, dan Cinemags dan tertarik dengan gaya ilustrasi gambar di majalah ini. Megindo yang konon juga mempunyai tekad hendak memajukan perkomikan di Indonesia, menyambut baik ide kerja sama tersebut.
Dibantu oleh tim komik dari Megindo Tunggal Perkasa, Wendy Chandra, MsBA sebagai pembuat cerita serta karakter serta Lee Julian sebagai ilustrator maka dimulailah proses pembuatan. komik pendidikan tentang IPA yang rencananya akan terbit secara berkala dengan topik berbeda setiap seri.

Komik Pendidikan
Komik yang diberi nama ”Serial Misteri Ilmu Pengetahuan, Archi & Meidy” ini sekaligus menjadi komik pendidikan pertama di Indonesia.
Komik ”Archi & Meidy” merupakan komik yang bernuansa pendidikan dan sains. Bercerita tentang petualangan Archi dan Meidy, dua anak kembar yang selalu berusaha memecahkan misteri di sekeliling mereka dengan menggunakan ilmu pengetahuan.
Tokoh utama mereka, Archi dan Meidy diceritakan bahwa mereka dilahirkan oleh sebuah keluarga bahagia dengan ibu seorang desainer dan mantan peragawati. Ayah mereka seorang arsitek. Mereka adalah kawan baik dari Prof.Yosu yang mengajar di SDN 1000. Ketika Archie dan Meidy lahir, Prof. Yosu diberi teka-teki untuk menentukan mana Archi dan Meidy yang beratnya hanya berbeda sedikit. Dengan kejeniusannya, Prof. Yosu berhasil memecahkan persoalan ini dengan hukum Archimedes. Jadilah nama anak itu Archie dan Meidy.
Komik ini berisikan penggalan-penggalan cerita kisah Archi dan Meidy. Tiap cerita berisikan satu konsep IPA. Melalui dialog-dialog yang khas dari Archi dan Meidy, pada tiap penggalan cerita, para pembaca secara tidak sadar dibawa untuk belajar konsep-konsep IPA. Secara tidak sadar pembaca akan menyukai IPA dan diharapkan IPA tidak akan menjadi momok lagi, tetapi dapat dijadikan sahabat sehingga para pembaca terutama para siswa SD dan SMP semakin menyukai IPA.
Pada edisi pertama ini, konsep IPA yang diberikan berkisar sekitar air yaitu sifat-sifat air seperti selalu mencari tempat yang rendah, tegangan permukaan, hukum Archimedes serta hukum-hukum fisika lainnya.
Kisah petualangan ”Archi & Meidy” edisi pertama ini diterbitkan dengan tebal 128 halaman ditambah sisipan mini poster. Di setiap seri komik yang terbit, rencananya selalu ada bonus cerita tambahan, yaitu Archi Meidy yang sudah beranjak dewasa. Cerita di sini lebih bersifat science fiction tapi masih tetap mengandalkan rahasia-rahasia fisika. Archi dan Meidy di sini sudah berusia 22 tahun. Mereka bakal mengarungi dunia masa depan yang serba canggih. Namun kecanggihan dunia, tidak akan bisa menolak bencana alam yang juga dibuat oleh manusia sendiri. Nah, tugas Archi dan Meidy adalah menyelamatkan bumi dari kehancuran.
Buku pertama ini masih merupakan tahap perkenalan. Kasus-kasus yang dipecahkan Archi dan Meidy masih ringan. Jadi pembaca bisa lebih mengenal karakter yang ada di buku ini.
Alur cerita yang akan dituangkan di buku ”Archi & Meidy” volume dua dan seterusnya adalah kasus-kasus misteri yang berdasarkan hukum fisika, dan juga persaingan Prof. Yosu dari SDN 1000 dan Prof. Adolf dari SDN 1011. Dua ahli fisika dari dua sekolah yang bersaing mendidik murid-muridnya menjadi juara IPA nasional. Namun Prof. Adolf sering menggunakan cara-cara tidak semestinya. Nah, di sini Archi dan Meidy sering membantu Prof. Yosu dalam menanggulangi segala masalah. Tentunya dengan logika dan teori IPA yang mampu menambah wawasan pembaca terutama kalangan anak-anak.

Belum Indonesia
Komik ”Archi & Meidy” memang merupakan komik pendidikan pertama di Indonesia. Namun dilihat dari sisi gaya komik yang memilih gaya Manga —komik dengan karakter tokoh bermata besar— yang merupakan gaya komik Jepang, tentunya komik ini masih belum bisa dibilang benar-benar Indonesia. Mungkin akan lebih mengindonesia jika dipilih gaya komik lampau Indonesia seperti gaya Jan Mintaraga atau yang lainnya.
Meski begitu, pemilihan gaya yang meniru gaya Jepang tersebut justru menguntungkan. Pasalnya, anak-anak Indonesia sekarang telanjur menggemari gaya komik Manga. Gaya komik yang mirip dengan Komik Jepang yang mendominasi 60 - 80 persen komik yang ada di pasaran membuat komik ini tak diabaikan. Anak-anak yang mengira komik ini sebagai komik yang biasa mereka baca menjadi cepat akrab. Tentu saja harapan yang bagus bisa muncul dari sini. Terbukti, 30.000 eksemplar komik ”Archi & Meidy” sudah habis di pasaran.

Penulis adalah pemerhati pendidikan, bekerja sebagai volunteer di UNICEF Indonesia.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home